Minggu, 07 Oktober 2012

Go......Blog !!!

"Membiasakan sesuatu yang tidak biasa", menurutku --mungkin banyak yang sependapat denganku-- ini adalah pekerjaan yang sulit untuk dilaksanakan. Akan selalu ada saja alasan-alasan untuk melemahkan, sehingga suatu yang tidak biasa tersebut menjadi tak kunjung di mulai. Bagaimana akan terbiasa, kalau memulainya saja enggan? Kalimat inilah yang akhirnya aku ancamkan kepada diriku sendiri, hingga akhirnya hari ini aku memulai menulis (setelah sekitar 15tahun yang lalu aku sudah berkeinginan menulis, tetapi selalu saja enggan memulai).

Dulu, semasa aku masih duduk dibangku sekolah tingkat atas, ayah selalu menyarankan agar aku menulis, terserahlah, apakah itu menulis diary, cerita-cerita ringan, puisi, atau apalah yang penting menulis, begitu ujar beliau. Bahkan, begitu besarnya harapan beliau agar aku menulis, aku disarankan jika kuliah nanti memilih Sastra Indonesia sebagai jurusanku (nyatanya aku justru kuliah dijurusan Teknik).

Sebenarnya ayah bukanlah tipe orangtua yang suka memaksakan kehendak kepada anak, aku tau apa alasan yang menyebabkan beliau begitu antusias menyokongku agar menulis. Pertama; aku adalah anak sulung yang nampaknya mewarisi darah seni beliau. Itu beliau lihat dari gayaku berbicara yang mirip dengan gaya beliau, kemudian nilai pelajaran Mengarang yang kudapat di sekolah selalu berada pada level terbaik, dan satu lagi (maaf, ini agak melompat ke masa aku sudah bekerja hehe) saat aku merantau pernah berkirim surat kepada beliau di kampung --masa itu pemakaian telepon genggam masih pada kalangan menengah ke atas-- dan setelah membaca rangkaian isi suratku yang panjang kali lebar itu, ayah semakin yakin kalau aku memiliki bakat merangkai kata.
Alasan Kedua; karena ayahku adalah seorang penulis, nampaknya  beliau sangat ingin kelak aku menjadi penulis juga (sedikit promo: walau belum top untuk skala Nasional, tulisan ayahku pernah dua kali dimuat pada Harian Kompas, disamping ratusan tulisan beliau dimuat pada koran daerah).

Namun, harapan besar yang ditumpangkan ayah untukku, ternyata nol besar, hingga beliau wafat, tak satupun tulisan yang bisa kupersembahkan untuk beliau, kecuali skripsi teknikku semasa kuliah dan surat-suratku selama merantau di Pulau Jawa. Maafkan anakmu ini ayah...

Saat ini, menurutku harapan ayah salah tempat, karena bakat menulis tersebut nampaknya lebih menonjol dan berkembang pada satu-satunya adik laki-lakiku M. Fitrian Kadir (satu promo lagi, silakan kunjungi:  http://bindulka.blogspot.com/ dan http://jannahtees.wordpress.com/ ), bukanlah padaku (hehehe..masih juga ngeles).
Ternyata, saran-saran yang dulu ayah tujukan kepadaku tidaklah terhenti karena wafatnya beliau, adik laki-lakiku kini meneruskan saran tersebut untukku, juga ditambah dengan sokongan dari dua adik perempuanku; Zakia Mutmainnah kadir dan Iftitah Rahmi Kadir.

Finally, Aku harus mulai!!! gumam diriku, banyak fasilitas untuk menulis, kenapa enggan?? Ayo Dina.... go...Blog!!!



#otw Bukittinggi-Solok, 01 Oktober 2012